JAMBI – Bupati Tanjung Jabung Timur Romi Hariyanto kembali meluapkan rasa senang dan khawatirnya meliat kondisi Sungai Batanghari saat ini. Hal ini ia sampaikan dihadapan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI, Muhadjir Effendy, Gubernur Jambi Al Haris, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI Hilmar Farid, dan sejumlah pejabat Kementerian, Pemerintah Provinsi Jambi, Bupati/Walikota se Provinsi Jambi, Bupati Dhamasraya, para tokoh adat dan Pemuda pada acara kenduri Lawang Swarnabhumi di Kampung Laut Kecamatan Kuala Jambi, Senin (19/9). Kondisi itu menyebutkan Sungai Batanghari yang kini merana, tercemar dan tercemar. Untuk itu ia menuntut sebagai putra asli Provinsi Jambi,
”Saya menjadi saksi perubahan hidup Sungai Batanghari dari waktu ke waktu. Sungai Batanghari saat saya masih kecil, kami bisa mandi di sungai, bisa mencari udang dan berbagai jenis ikan yang mudah kami temukan. Tapi kini tidak bisa kami temukan lagi. Kita tidak bisa memberi atau mencontohkan kepada generasi muda bagaimana kita bisa hidup dan berinteraksi dengan sungai Batanghari ini,” ujar Romi.
Ia juga mengatakan, nelayan yang biasanya pergi menangkap ikan pergi sehari bisa untuk menghidupi kebutuhannya selama 3 hari kedepan itu tidak bisa dilakukan lagi. Kondisi ini yang membuat perekonomian masyarakat nelayan semakin berat dengan hasil tangkapan ikan yang semakin sulit. Untuk itu, Romi meminta kepada Menko PMK dan Pemerintah Pusat untuk memperhatikan kondisi masyarakatnya.
”Kami dak nyalahin siapo-siapo. Jadi, kami harap kedepan, Pak Menko dan jajarannya Pemerintah Pusat dapat memperhatikan kondisi masyarakat kami ini,”ungkapnya.
Dalam momentum itu juga Romi berharap pelaksanaan Kenduri Lawang Swarnabhumi ini bukan hanya seremonila saja, tetapi ada tindak lanjut dari kegiatan ini bagi masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Provinsi Jambi. Seperti halnya disepanjang aliran sungai Batanghari di perairan Kabupaten Tanjung Jabung Timur terdapat berbagai peradaban yang dapat ditemui, seperti Situs Siti Hawa dan Situs Perahu Kuno Lambur yang terletak di Desa Lambur Kecamatan Muara Sabak Timur yang sejarahnya hingga saat ini belum terbuka. Romi menanyakan sejarah situs-situs ini dibuka agar kita mengetahui jati diri dan peradaban yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur ini.
”Kami ingin sejarah peradaban di perairan Sungai Batanghari di Kabupaten Tanjung Jabung Timur ini dibuka tahun depan,” katanya.
Romi juga menyampaikan terimakasih kepada Presiden Republik Indonesia yang telah memperbaiki jalan di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur, akan tetapi ia menyampaikan meminta bantuan lagi agar masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur supaya bisa mendidik generasi muda untuk membudayakan Sungai Batanghari. Selain itu Romi juga menyampaikan terimakasih kepada Pemerintah Pusat yang telah dan Pemerintah Provinsi atas terselenggaranya acara Kenduri Swarnabhumi ini. Ucapan terima kasih terkhusus saya sampaikan kepada seluruh masyarakat Tanjung Jabung Timur khususnya masyarakat Kecamatan Kuala Jambi yang telah bekerja semaksimal mungkin menyelenggarakan serta menyukseskan acara tersebut.
”Meski dengan segala keterbatasan dan kekurangan kami sebagai kabupaten pemerkaran Pak Menko, berbeda dengan kabupaten-kabupaten lainnya. Tapi kami memiliki satu keunggulan, yaitu semangat. Semangat menjadikan Kabupaten Tanjung Jabung Timur lebih baik,’ cetusnya.
Discussion about this post